Sengatan matahari siang tadi begitu terasa memanggang kulit. Namun, tidaklah menjadi halangan untuk ngajugjug dalam rangka memuaskan naluriku. Ya… panas-panas gini kayanya enak jikalau makan sama karedok.
Dengan langkah tegap teratur, kepala berbalut topi aku melangkah penuh kepastian.ditengan perjalanan, tepatnya di depan masjid, aku terkagetkan dengan suara orang merintih terseguk meratap-ratap. Setelah ditengok ternyata suara itu ada di dalam masjid.
Sejenak aku terdiam, terpaku, terkesimak.
Rasa penasaranpun akhirnya hinggap dalam perasaanku.
Sekian lama kutunggu, akhirnya seorang kakek tua keluar dari masjid.
Dengan penuh penasaran aku bertanya :” kek, apa yang kakek lakukan tadi?”
Kakek menjawab : “ anakku tadi kakek sedang berdo’a”.
Aku bertanya kembali : “emangnya kakek berdo’a minta apa?”
Kakek : “ ya do’a minta umur panjang”.
Aku :”dikirain teh minta pendek umur kek!”
Kakek : “ anakku, walau kakek berumur 91 tahun, tapi kakek masih betah hidup di dunia. Makanya kakek minta panjang umur. Ketahuilah anakku! Ketika manusia berpikiran waras, berotak normal ia tidak akan meminta pendek usia. Ketahuilah anakku, orang yang berumur panjang itu bukan mereka yang secara jumlah lebih besar dari yang lain, melainkan : man thola umuruhu wa hasuna ‘amaluhu, yaitu ia akan selalu dikenang karena pemikiran serta karya nyatanya. Ia akan terabadikan bersama dengan putaran alam dan kehidupan”.
Sekarang timbul pertanyaan: Siapa yang ingin pendek umur ?
Andakah……..?
Jawabnya :????????????